Bank Indonesia holds rate at 5.75pc as expected

Bank Indonesia holds rate at 5.75pc as expected - Teks pernyataan kebijakan Bank Indonesia, diterjemahkan oleh Reuters.

Pertemuan dewan gubernur pada 12 Februari 2013, memutuskan untuk mempertahankan BI rate di 5,75 persen.

Tingkat BI Rate masih konsisten dengan tekanan inflasi dikelola dengan baik dalam target inflasi tahun 2013 dan 2014 dari 4,5 persen, plus atau minus 1 persen. Bank Indonesia memandang bahwa perekonomian Indonesia masih tangguh, tetapi waspada dengan tekanan meningkat pada keseimbangan eksternal karena impor yang kuat di tengah perlambatan ekonomi global.

Ke depan, Bank Indonesia akan memperkuat bauran kebijakan untuk mempromosikan penyesuaian saldo eksternal sehingga defisit transaksi berjalan akan berada pada tingkat yang berkelanjutan.

Bank Indonesia akan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sejalan dengan fundamental dan mempromosikan pasar forex lebih efisien. Selain itu, Bank Indonesia akan memperkuat koordinasi dengan pemerintah untuk mengelola permintaan domestik, dalam rangka menjaga keberlanjutan ekonomi makro dan keberlanjutan pertumbuhan bangsa.

Ekonomi Indonesia tumbuh dengan kuat, didukung oleh permintaan domestik, meskipun melambat dari periode sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal keempat tahun 2012 adalah 6,11 persen, sedangkan tahun penuh tahun 2012 naik 6,23 persen.


Konsumsi dan investasi pada kuartal keempat tinggal yang kuat, meskipun pada kecepatan yang moderat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Pada kuartal pertama tahun 2013, pertumbuhan ekonomi terlihat berkembang 6,2 persen, terutama didukung oleh permintaan domestik.

Untuk tahun penuh 2013, setelah menghitung kegiatan ekonomi pada kuartal ketiga dan kuartal keempat tahun 2013 termasuk pengeluaran untuk persiapan pemilihan umum, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan meningkat antara 6,3 persen dan 6,8 persen.

Di sisi eksternal, neraca pembayaran pada kuartal keempat tahun 2012 membaik surplus meskipun defisit neraca lebih tinggi dari perkiraan saat ini.

Peningkatan tersebut disebabkan oleh kinerja yang lebih baik dalam transaksi modal dan finansial yang didukung oleh likuiditas di pasar keuangan global.

Selain itu, defisit neraca berjalan naik disebabkan oleh penurunan surplus minyak non-dan neraca perdagangan gas, dan defisit meningkat di minyak dan neraca perdagangan gas.

Ke depan, neraca transaksi berjalan pada kuartal pertama tahun 2013 diharapkan untuk meningkatkan, terutama karena kinerja yang lebih baik dalam ekspor sejalan dengan pemulihan ekonomi di negara-negara mitra dagang utama seperti China dan AS

Pada bulan Januari 2013, nilai tukar rupiah melemah 0,22 persen bulan-ke-bulan untuk 9.654 per dolar AS dengan volatilitas dikelola. Ke depan, Bank Indonesia akan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dalam fundamental ekonomi.

Selain itu, Bank Indonesia akan mendorong pembentukan nilai tukar referensi nilai tukar rupiah di pasar spot dalam negeri. Referensi ini ditujukan untuk menambah likuiditas dan efisiensi di pasar forex sehingga dapat memperdalam pasar forex domestik.

Indeks harga konsumen pada Januari 2013 meningkat tetapi diharapkan akan dikelola dalam target. Inflasi Januari sebesar 1,03 persen bulan-ke-bulan atau 4,57 persen tahun-ke-tahun sebagai akibat dari hujan lebat yang menyebabkan gangguan dalam distribusi dan produksi. Sementara itu, inflasi inti tetap stabil pada 4,32 persen tahun-ke-tahun, didukung oleh ekspektasi inflasi yang relatif dikelola, dikelola dengan baik permintaan sejalan dengan kapasitas produksi, serta nilai tukar dikelola rupiah.

Ke depan, ada beberapa faktor risiko yang perlu dicermati yang dapat meningkatkan tekanan inflasi, seperti cuaca yang dapat mengganggu produksi dan distribusi pangan, dan peningkatan dari beberapa administered prices.

Stabilitas sistem keuangan dan fungsi intermediasi perbankan terpelihara dengan baik. Pertumbuhan kredit pada akhir Desember 2012 adalah 23,1 persen tahun-ke-tahun. Pertumbuhan pinjaman untuk modal kerja cukup tinggi pada 23,3 persen tahun-ke-tahun dan kredit investasi naik 27,4 persen tahun-ke-tahun, dan diharapkan dapat meningkatkan kapasitas perekonomian.

Sementara itu, kredit konsumsi tumbuh 20 persen tahun-ke-tahun. Ke depan, Bank Indonesia meyakini bahwa stabilitas sistem keuangan akan tetap, dengan meningkatnya fungsi intermediasi perbankan secara erat dengan kinerja yang lebih baik dari perekonomian.