Bank Terbaik Indonesia

Bank Terbaik Indonesia (BI) mencatat penduduk Indonesia didominasi kelas menengah hingga 60 persen dengan produk domestik bruto per kapita 2012 sekitar US$3.850.

Demikian Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah seperti mengutip Antara, usai serah terima jabatan Kepala Kantor Perwakilan BI Wilayah II Kalimantan di Banjarmasin, akhir pekan ini. "Kami yakin porsi kelas menengah saat ini telah melampui 60 persen dari jumlah penduduk Indonesia," katanya

Hal itu merupakan cermindan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup stabil berdampak pada peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat. Dengan diindikasikan dengan PDB perkapita 2012 yang diperkirakan telah mencapai 3.850 dolar AS yang telah membawa Indonesia masuk jajaran negara dengan pendapatan menengah atas atau upper middle income countries.

Menurut dia, Bank Dunia mencatat adanya lonjakan rasio kelas menengah Indonesia dari sekitar 20 persen jumlah penduduk pada tahun 2000 menjadi 56,5 persen pada 2010.

Peningkatan jumlah kelas menengah tersebut, kata dia, di satu sisi dapat menjadi motor pendorong konsumsi domestik yang sekaligus menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Namun, di sisi lain, peningkatan permintaan tersebut kurang diimbangi dengan peningkatan produksi domestik, sehingga mendorong terjadinya peningkatan impor.

"Kondisi ini sangat kontradiktif mengingat pada saat bersamaan kinerja ekspor kita sedang melemah sehingga kita mengalami defisit transaksi berjalan dalam neraca pembayaran," katanya.

Namun, kepercayaan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia masih cukup tinggi, sehingga arus modal masuk dari investasi maupun penanaman modal langsung mampu menutupi defisit transaksi berjalan tersebut, dengan demikian neraca pembayaran masih relatif aman.

Selama 2012, tambah Halim, perekonomian Indoensia tumbuh 6,23 persen, yang merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan tertinggi di kawasan Zodiak 2013

Bank Indonesia holds rate at 5.75pc as expected

Bank Indonesia holds rate at 5.75pc as expected - Teks pernyataan kebijakan Bank Indonesia, diterjemahkan oleh Reuters.

Pertemuan dewan gubernur pada 12 Februari 2013, memutuskan untuk mempertahankan BI rate di 5,75 persen.

Tingkat BI Rate masih konsisten dengan tekanan inflasi dikelola dengan baik dalam target inflasi tahun 2013 dan 2014 dari 4,5 persen, plus atau minus 1 persen. Bank Indonesia memandang bahwa perekonomian Indonesia masih tangguh, tetapi waspada dengan tekanan meningkat pada keseimbangan eksternal karena impor yang kuat di tengah perlambatan ekonomi global.

Ke depan, Bank Indonesia akan memperkuat bauran kebijakan untuk mempromosikan penyesuaian saldo eksternal sehingga defisit transaksi berjalan akan berada pada tingkat yang berkelanjutan.

Bank Indonesia akan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sejalan dengan fundamental dan mempromosikan pasar forex lebih efisien. Selain itu, Bank Indonesia akan memperkuat koordinasi dengan pemerintah untuk mengelola permintaan domestik, dalam rangka menjaga keberlanjutan ekonomi makro dan keberlanjutan pertumbuhan bangsa.

Ekonomi Indonesia tumbuh dengan kuat, didukung oleh permintaan domestik, meskipun melambat dari periode sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal keempat tahun 2012 adalah 6,11 persen, sedangkan tahun penuh tahun 2012 naik 6,23 persen.


Konsumsi dan investasi pada kuartal keempat tinggal yang kuat, meskipun pada kecepatan yang moderat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Pada kuartal pertama tahun 2013, pertumbuhan ekonomi terlihat berkembang 6,2 persen, terutama didukung oleh permintaan domestik.

Untuk tahun penuh 2013, setelah menghitung kegiatan ekonomi pada kuartal ketiga dan kuartal keempat tahun 2013 termasuk pengeluaran untuk persiapan pemilihan umum, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan meningkat antara 6,3 persen dan 6,8 persen.

Di sisi eksternal, neraca pembayaran pada kuartal keempat tahun 2012 membaik surplus meskipun defisit neraca lebih tinggi dari perkiraan saat ini.

Peningkatan tersebut disebabkan oleh kinerja yang lebih baik dalam transaksi modal dan finansial yang didukung oleh likuiditas di pasar keuangan global.

Selain itu, defisit neraca berjalan naik disebabkan oleh penurunan surplus minyak non-dan neraca perdagangan gas, dan defisit meningkat di minyak dan neraca perdagangan gas.

Ke depan, neraca transaksi berjalan pada kuartal pertama tahun 2013 diharapkan untuk meningkatkan, terutama karena kinerja yang lebih baik dalam ekspor sejalan dengan pemulihan ekonomi di negara-negara mitra dagang utama seperti China dan AS

Pada bulan Januari 2013, nilai tukar rupiah melemah 0,22 persen bulan-ke-bulan untuk 9.654 per dolar AS dengan volatilitas dikelola. Ke depan, Bank Indonesia akan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dalam fundamental ekonomi.

Selain itu, Bank Indonesia akan mendorong pembentukan nilai tukar referensi nilai tukar rupiah di pasar spot dalam negeri. Referensi ini ditujukan untuk menambah likuiditas dan efisiensi di pasar forex sehingga dapat memperdalam pasar forex domestik.

Indeks harga konsumen pada Januari 2013 meningkat tetapi diharapkan akan dikelola dalam target. Inflasi Januari sebesar 1,03 persen bulan-ke-bulan atau 4,57 persen tahun-ke-tahun sebagai akibat dari hujan lebat yang menyebabkan gangguan dalam distribusi dan produksi. Sementara itu, inflasi inti tetap stabil pada 4,32 persen tahun-ke-tahun, didukung oleh ekspektasi inflasi yang relatif dikelola, dikelola dengan baik permintaan sejalan dengan kapasitas produksi, serta nilai tukar dikelola rupiah.

Ke depan, ada beberapa faktor risiko yang perlu dicermati yang dapat meningkatkan tekanan inflasi, seperti cuaca yang dapat mengganggu produksi dan distribusi pangan, dan peningkatan dari beberapa administered prices.

Stabilitas sistem keuangan dan fungsi intermediasi perbankan terpelihara dengan baik. Pertumbuhan kredit pada akhir Desember 2012 adalah 23,1 persen tahun-ke-tahun. Pertumbuhan pinjaman untuk modal kerja cukup tinggi pada 23,3 persen tahun-ke-tahun dan kredit investasi naik 27,4 persen tahun-ke-tahun, dan diharapkan dapat meningkatkan kapasitas perekonomian.

Sementara itu, kredit konsumsi tumbuh 20 persen tahun-ke-tahun. Ke depan, Bank Indonesia meyakini bahwa stabilitas sistem keuangan akan tetap, dengan meningkatnya fungsi intermediasi perbankan secara erat dengan kinerja yang lebih baik dari perekonomian.

Bank Mandiri Bank Terbaik di Indonesia Usul Dividen 20%

Bank Mandiri Bank Terbaik di Indonesia Usul Dividen 20% - President Director of PT Bank Mandiri Tbk, Zulkifli Zaini proposed dividend payment for performance in 2012 pegged at about 20%. The amount of the proceeds to shareholders is the same as the previous year.

"We are proposing a maximum equal to last year was 20%," said Zulkifli in Jakarta, Wednesday (06/02/2013).

According to him, the amount of dividends should be adjusted to the growth of capital adequacy ratio (CAR) of the company.

From the calculation Bank Mandiri, with credit growth above 20%, the company's capital adequacy ratio will certainly decline. "Well that did not go down fast, consider the dividend is not too big," he said.

As is known, the Ministry of State Owned Enterprises (SOEs) has determined the amount of dividends on bank profits owned approximately 20%.

The target was certainly not going to be revised due to the state bank prompted a more active search for bank capital sources.

Based on data from Bank Indonesia (BI) in November 2012, the four state-owned banks reap record profits by a total of Rp 20.92 trillion.

Highest contribution came from PT Bank Rakyat Indonesia Tbk reap a profit of Rp 18.5 trillion. Followed PT Bank Mandiri Tbk amounting to Rp 13.21 trillion, PT Bank Negara Indonesia Tbk Rp 6.47 trillion, and the State Savings Bank Tbk Rp 1.25 trillion (Fik / SHD)